Anoman, putra Dewi Anjani, dalam epik ramayana, dikenal sebagai seorang kesatria yang bertemu dengan penguasa Ayodhya, Rama, dan ada benang merah antara cerita ramayana dengan mahabarata, karena simbol Anoman digunakan dalam kereta perang milik Arjuna, serta dalam sejarah tanah jawa ( buku Babad Tanah Jawa ), Anoman diceritakan bertemu dengan penguasa Kediri-Daha, Prabu Jayabaya. Anoman yang selama kecil mengikuti pamannya, Sugriwa, menjalankan tugas dari Rama untuk pergi ke Alengka, mencari keberadaan Dewi Sinta, yang diculik Rahwan penguasa Alengka. Cerita berlanjut, dengan tertangkapnya Anoman dan kemudian di hukum dengan cara dibakar. Dalam keadaan terbakar, Anoma melepaskan diri dan berlari, dalam pelariannya ini seluruh kota kerjaaan Alengka terbakar.
Memang berbeda sejarah dengan Anoman, karena ini terjadi bukan di Alengka, tapi di Jakarta, hanya manusia biasa, bernama Sondang Hutagalung. Ia tidak dihukum dengan cara dibakar seperti Anoman, tatapi membakar dirinya sendiri karena melihat banyak sekali hal hal di negeri ini yang tidak dapat diselesaikan dengan tuntas. Banyaknya permasalahan di negeri ini yang harusnya dapat diselesaikan setelah era pemilihan langsung ternyata tidak. Carut marutnya wajah negeri ini tidak sanggup menahan kegundahan sang Pejuang ini. Kematian dengan cara membakar dirinya bukanlah satu satunya cara yang pernah dilakukan dalam memperjuangkan penderitaan rakyat yang tidak dapat menikmati rupiah, atau kekuasaan, atau keadilan. Sondang telah menunjukan dirinya sebagai seorang yang berani mengambil resiko meski dia tidak memiliki pengaruh dan kekuasaan, dia hanya seorang mahasiswa yang gundah melihat masa depannya dan negerinya, mahasiswa yang selalu hadir kala ibu pertiwi sedang bersusah hati.
Sumber gambar : http://muchartgallery.blogspot.com/2008/04/anoman-obong.html
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.