Anti Tank, sebuah nama yang membuat orang berfikir bahwa ini adalah sebuah senjata yang digunakan untuk menghancurkan kendaraan perang Tank. Senjata ini berkaliber besar agar dapat menghancurkan besi baja pembuat Tank. Ternyata salah, jika ada googling dengan menggunakan kata kunci anti tank, maka akan muncul diurutan pertama, sebuah situs yang merujuk alamat wordpress (saat artikel ini saya tulis) menampilkan sebuah web site yang dikelola oleh antitankproject dari Yogyakarta. Bukan orang Jogja asli, dia adalah pendatang dari Pematang Siantar Sumatra Utara, yang menjadi jogja dengan berlatar belakang seni musik, genre Punk atau banyak dikenal oleh penggemar dengan sebutan anak punk. Aliran musik yang dibesarkan oleh Sting dengan grup Police ini memang banyak memunculkan lagu dengan tema kritik sosial, inilah yang membuat Andrew Lumban Gaol memilih aliran ini dengan mendirikan grup musik di daerah asalnya dengan nama ANTI TANK.
Dari Sumatra Anti Tank ke Yogyakarta, sebuah kota budaya, sebuah kota yang penduduknya merupakan cerminan semua suku di Indonesia, telah membuat andrew menetap dan membawa nama anti tank bukan lagi sebagai grup musik tapi sebuah brand yang menggunakan media poster sebagai pengganti syair lagu dengan mengusung tema tetap yaitu protes sosial. Salah satu poster hasil karya beliau saya gunakan dalam artikel ini (Mohon ijin Mas Andrew) yang menurut cerita beliau muncul gara-gara seorang tukang parkir di Yogyakarta yang menarik uang parkir dengan karcis parkir(resmi ada lambang negara) seharga 1000 rupiah dengan biaya sebesar dua kali lipat. Sehingga ia berpikir bahwa korupsi itu bukan hanya domain orang kaya saja, tapi orang miskin pun mampu melakukannya (BERBEDA-BEDA SAMA RAKUS-NYA).
Masih banyak lagi poster hasil karyanya, yang menurut cerita beliau merupakan bakat dan hobinya sejak kecil, gayung bersambut dengan aliran musik punk dalam grup anti tank. Poster yang sering menghiasi jalanan dan media internet adalah poster dengan gambar aktivis HAM yang mati diracun sianida saat terbang dari jakarta menuju Amsterdam, Munir, gambar dalam poster hitam putih dengan tambahan kalimat MENOLAK LUPA menjadi ikon perlawanan terhadap pemenuhan ingatan pada rakyat supaya jangka waktu ingatan menjadi terbatas. Masih banyak karyanya yang dapat anda kunjungi di web site anti tank project.
Jika anda mengingat lagi kasus bibit candra, maka anti tank pun pernah membuat posternya yang dalam perjalanannya, poster tersebut digunakan oleh pengacara OC Kali sebagai cover dari buku yang dia tulis, memang andrew orang kecil yang berjiwa besar, sepanjang yang saya ketahui ia tidak meminta royalti, hanya minta pembuat buku untuk PERMISI pada dirinya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.